hambatan pelaksanaan otonomi daerah yang disebabkan oleh faktor manusia. b. hambatan pelaksanaan otonomi daerah yang disebabkan oleh faktor manusia

 
 bhambatan pelaksanaan otonomi daerah yang disebabkan oleh faktor manusia Kode/Nama MK : MKDU4111/Pendidikan Kewarganegaraan

Selain itu harus adanya ketepatan dan kelayakan. 16/11/2023. mendasar. Nov 25, 2016 · Otonomi daerah sendiri adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. a. Menurut Undang-Undang No. (Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang otonomi daerah yang ada dalam BMP MKDU4111) Soal 2 (skor 25) Dari uraian di atas lakukanlah analisis faktor apa saja hambatan dalam melaksanakan otonomi daerah di Indonesia! (Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang pelaksanaan otonomi yang ada di BMP. Pelaksanaan otonomi daerah sendiri mulai diberlakukan. 1. faktor manusia; 2. Bergesernya praktik-praktik tikus berdasi atau korupsi yang semula berawal dari pihak-pihak terkait pada pemerintahan pusat akan bergeser ke. Oleh sebab itu, dengan melihat tantangan, pertanyaannya bagaimana menanggulanginnya. mendasar. August 2021 · Journal Philosophy of Law. Kesalapahaman Terkait Kebijakan Otonomi Daerah. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang digunakan saat ini. Padahal, pada akhir 1996, kondisi keuangan di Tanah Air sangat baik, di mana hampir seluruh indikator ekonomi terpenuhi, mulai dari. Sebelum membahas masalah-masalah dalam pelaksanaan otonomi daerah, terlebih dahulu dipaparkan adanya kesalapahaman yang muncul dari berbagai kelompok masyarakat terkait dengan kebijaksanaan otonomi daerah tersebut. Organisasi yang dimaksudkan adalah organisasi dalam arti struktur yaitu susunan yang terdiri dari satuan-satuan organisasi beserta segenap pejabat dan kekuasaan. Hal ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah,Apa Saja Faktor Faktor Penghambat Otonomi Daerah. Pertama, menyesuaikan sekurang-kurangnya 15 Undang-undang yang selama ini mengatur kewenangan yang kini diserahkan kepada daerah otonom. melaksanakan tugas dan wewenangnya dapat bertindak menurut penilaian sendiri”. Faktor penghambat dalam melaksanakan otonomi daerah di Indonesia adalah: Tidak semua daerah otonom memiliki sumber daya manusia SDM ) yang tinggi, sehingga memerlukan bantuan dari daerah yang lain. Pentingnya faktor ini, karena manusia merupakan subyek dalam. Pelaksanaan pembangunan ekonomi masyarakat suatu daerah otonom tidak dipungkiri lagi akan memanfaatkan ruang yang dianggap strategis untuk mendukung kegiatan ekonominya. yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan Menteri, dan Pasal 1 ayat (2) Bahwa Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonom dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi. PERAN PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH Oleh : R. Untuk merealisasikon paradigma otonomi daerah yang baru ini diperlukan sejumlah faktor pendukung. Indonesia merupakan negara yang luas dengan ribuan pulau di dalamnya, disamping itu juga Indonesia ini memiliki 34 provinsi dengan beberapa daerah kota atau kabupaten pada setiap provinsinya, kabupaten tersebut terdiri dari beberapa kecamatan atau kelurahan, kecamatan atau kelurahan tersebut terdiri dari beberapa desa, hingga. . • Faktor eksternal yang dipengaruhi oleh. Indonesia telah menerapkan sistem otonomi daerah sejak 1999. Faktor Pendukung dan Penghambat otonomi daerah —– Untuk merealisasikon paradigma otonomi daerah yang ini diperlukan sejumlah faktor pendukung. Kata Kunci: Efektivitas, Sistem, Electronic Budgeting I. Pertama, alasan konflik dan tuntutan separatisme. Dasar pemikiran : Undang-undang ini disebut "Undang-undang tentang Pokok-pokok Pemerintah di Daerah", oleh karena dalam Undang-undang ini diatur tentang pokok-pokok penyelenggaraan pemerintahan Daerah Otonom dan pokok-pokok. Hatta membentuk manusia susila dan. otonomi daerah hendaknya dipandang sebagai otonomi bagi daerah, bukan otonomi bagi pemerintah daerah, sehingga dalam penentuan kebijakan dan dalam pelaksanaan suatu kebijakan atau program hendaknya melibatkan masyarakat. Kedua, konsistensi pemerintah untuk bertindak sesuai dengan jiwa dan arah otonomi. Kebijakan otonomi daerah di Indonesia yang berjalan sejak kemerdekaan Indonesia, banyak mengalami perubahan paradigma. Faktor peralatan yang merupakan sarana. Selain peristiwa alam yang bisa merusak, ada juga penyebab kerusakan lingkungan hidup oleh manusia yang perlu kita hindari dan tangani guys. Secara umum, faktor faktor yang akan memilih serta mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia, diantaranya yaitu (Kaho, 2002: 60): (i) faktor manusia sebagai subjek penggerak (faktor dinamis) dalam penyelenggaraan otonomi daerah; (ii) faktor keuangan yg merupakan tulang punggung bagi terselenggaranya. Padahal, pada akhir 1996, kondisi keuangan di Tanah Air sangat baik, di mana hampir seluruh indikator ekonomi terpenuhi, mulai dari pertumbuhan ekonomi,. Pelaksanaan Otonomi Daerah Berpusat Di Daerah. THE PROBLEMS OF WASTE MANAGEMENT IN PEMALANG REGENCY. Pentingnya faktor ini, karena manusia merupakan subyek dalam setiap aktivitas pemerintahan. yang disebabkan oleh faktor urbanisasi. PENDAHULUAN Pelaksanaan otonomi daerah, sebagai kelanjutan dari agenda reformasi politik yang digulirkan tahun 1998, harus diakui belum mampu menghasilkan perbaikan kehidupan yang berarti bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Otonomi Daerah yang dicanangkan pemerintah, dengan dikeluarkannya UU. Manusia pelaksananya harus baik. Apr 23, 2015 · Perkembangan Otonomi Daerah Masa Kini. Pedoman SIK sudah ada tapi belum seragam. Analisis hambatan pelaksanaan otonomi daerah yang disebabkan oleh faktor manusia - 47440039. dan keanekaragaman antar daerah. Dewan daerah hanya berhak membentuk peraturan setempat yang menyangkut hal-hal yang belum diatur oleh pemerintah kolonial. Sayangnya, masih banyak faktor penghambat interaksi sosial yang sering terjadi namun jarang disadari seperti berikut: 1. Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, masalah yang timbul dalam keberagaman masyarakat antara lain: Timbulnya pertentangan antar budaya. Technology d. Faktor manusia sebagai subjek penggerak (faktor dinamis) dalam penyelenggaraan. Ringkasan: . Pengertian Otonomi Daerah Otonomi adalah mengembangkan manusia-manusia Indonesia yang otonom, yang memberikan keleluasaan bagi terbentuknya potensi. Maksud dari manusia pelaksana ini adalah seorang pemimpin daerah yaitu. Pelaksanaan otonomi daerah harus memperhatikan aspek demokratis, keadilan, pemerataan, potensi, dan keanekaragaman daerah 2. PENDAHULUAN Pelaksanaan otonomi daerah, sebagai kelanjutan dari agenda reformasi politik yang digulirkan tahun 1998, harus diakui belum mampu menghasilkan perbaikan kehidupan yang berarti bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Ringkasan: . Dalam rangka melaksanakan otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, bahwa pemberian otonomi kepada daerah kota/kabupaten didasarkan atas asas desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab. Pengertian Otonomi Daerah Otonomi adalah mengembangkan manusia-manusia Indonesia yang otonom, yang memberikan keleluasaan bagi terbentuknya potensi-potensi terbaik yang dimiliki oleh setiap individu secara optimal. PEMBAHASAN Implikasi Otonomi Daerah di bidang Politik, Ekonomi, Sosial-Budaya dan Hukum Sebagian kalangan menilai bahwa kebijakan Otonomi Daerah di bawah UU 23 Tahun 2014 merupakan salah satu kebijakan Otonomi Daerah yang terbaik yang pernah ada di. Tidak semua jenis pajak yang menjadi wewenang daerah dapat dipungut oleh daerah-daerah. keuangan yang dimiliki oleh daerah tetapi ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilannya. Otonomi daerah memang adalah suatu gagasan yang ideal bagi Negara Republik Indonesia, namun bukan berarti konsep tersebut dapat diimplementasikan begitu saja tanpa cela dan kekurangan. Indonesia merupakan negara kepualaian dengan jumlah lebih dari 17. Pelaksanaan otonomi daerah secara luas dan utuh hanya berlaku pada wilayah. Sebagai tambahan pengetahuan terhadap masyarakat luas apa yang menjadi penyebab dan faktor pertimbangan para Investor dalam berinvestasi. 5. Hal ini dilakukan agar Kepala Daerah yang mengepalai suatu daerah otonom akan terkontrol tindakannya sehingga Kepala Daerah tersebut tidak akan bertindak sewenang-wenang. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Prinsip pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia adalah diselenggarakan secara luas, nyata dan bertanggung jawab. Menilai keberlanjutan sistem melalui penyusunan indeks dan status (kategori) keberlanjutan sistem 3. Suasana kebebasan. Dari. Otonomi daerah merupakan masalah yang cukup rumit mengingat ia bukan semata-mata sekedar. SDM itu mencakup pegawai yang harus mempunyai keahlian dan kemampuan melaksanakan tugas, perintah, dan anjuran atasan. Belanja Pegawai Sebelum dan Setelah Pelaksanaan Otonomi Daerah (Rp. Peneliti senior LIPI Siti Zuhro. Anda diminta untuk melakukan analisis hambatan pelaksanaan otonomi daerah yang disebabkan oleh faktor manusia! - 47439441. Faktor manusia ini haruslah baik, dalam pengertian moral maupun kapasitasnya. Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Bale Bandung . Tujuan pidato antara lain : Mempengaruhi orang lain supaya mau mengikuti apa kemauan kita dengan suka rela. Daerah wajib memiliki sumber keuangan yang memadai. Hal ini disebabkan karena. (Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang otonomi daerah yang ada dalam BMP MKDU4111) Jawab : - Secara umum, faktor-faktor yang akan menentukan dan mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yaitu (kaho, 2002:60): a) Faktor manusia sebagai subjek penggerak (faktor dinamis) dalam penyelenggaraan otonomi. Soepomo dalam Abdullah 2000: 11). 4. Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Bengkulu Selatan, Rohidin Mersyah (2005) 1. H. Kata Kunci : Faktor penghambat, Otonomi Desa, Kepenghuluan Pelita Support Ada 4 faktor yang mempengaruhi pelaksanaan otonomi Daerah : 1. Hal tersebut disebabkan bahwa pemerintahan yang sentralistik pada kenyataannya masih banyak kekurangan. Analisis hambatan pelaksanaan otonomi daerah yang di sebabkan oleh faktor manusia - 47439486 syafrizalraja39 syafrizalraja39 3 minggu yang lalu PPKn Sekolah Menengah Atas terjawab • terverifikasi oleh ahli Analisis hambatan pelaksanaan otonomi daerah yang di sebabkan oleh faktor manusia 1Anda diminta untuk melakukan analisis hambatan pelaksanaan otonomi daerah yang disebabkan oleh faktor manusia! - 47439441 merabu202 merabu202 3 minggu yang lalu. Ada kelompok lain yang menginterpretasikan. Hambatan Pelaksanaan Otonomi Daerah Yang Disebabkan Oleh Faktor Manusia - Nama : Jurusan Ikhlas Wd Putra : S1 Manajemen Mata Pelajaran : PendidikanBerbagai pengalaman dan pembelajaran yang ditemui sepanjang 5 tahun pelaksanaan otonomi daerah ini yang kemudian mendorong dilakukannya penyempurnaan terhadap regulasi yang ada, sehingga diterbitkanlah Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 yang masing-masing merupakan revisi. Perbedaan Konsep Dalam perbincangan otonomi daerah,terdapat. Beberapa contoh keberhasilan dari berbagai daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah yaitu: 1. Sebagian besar dinas di daerah selaku pelaksana teknis urusan otonomi daerah belum didukung dengan renstra yang memiliki logframe yang baik yang memuat program-program yang dianggap. Disini tugas pemerintah adalah sebagai. Pendahuluan Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, menunjukkan bahwa pemerintah telah berupaya secara terus menerus untuk mencari titik keseimbangan yang tepat dalam meletakkan bobot. 32 841. Dalam otonomi daerah terdapat keterbatasan kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah. H. Keterbatasan Kewenangan. SDM. Dengan meminjam pendapat dari Josef Riwu Kaho (1985), dikatakan bahwa untuk mengukur pelaksanaan Otonomi daerah dapat dilihat dari empat faktor. Terdapat kelompok yang menafsirkan otonomi sebagai kemerdekaan atau kebebasan dalam segala urusan yang sekaligus menjadi hak daerah. E. Pentingnya faktor ini, karena manusia merupakan subyek dalam. Berikut ini faktor-faktor penghambat dari pelaksanaan otonomi daerah. Hambatan-hambatan ini dapat menjadi tantangan dalam mewujudkan tujuan otonomi daerah yang sebenarnya. Dampak Negatif Otonomi Daerah. No. keberhasilan pelaksanaan otonom daerah. Laica, 2007. c. Penerbit : Erlangga, Surabaya Tahun : 2004 Tebal : xiii+345 OTONOMI DAERAH: Perspektif Teoritik dan Empirik Pelaksanaan otonomi daerah di tanah air sudah berjalan lebih dari tiga tahun. 4. Sedangkan upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk mengatasi hambatan pelaksanaan otonomi Desa di Kepenghuluan Pelita dapat dikatakan tidak ada baik dari pemberian pembekalan kepada Pemerintah Desa/Kepenghuluan atau pun dari produk hukum itu sendiri. Bahkan, penyerahan sejumlah urusan administratif dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah itu dijamin oleh dukungan transfer finansial dari pemerintah pusat. “semangat balas dendam” dari rakyat di daerah, juga disebabkan oleh belum jelasnya proses dan motivasiPerbedaan identitas, kepentingan, dan ketegangan antara kelompok etnis atau komunitas dapat mengganggu stabilitas dan kohesi sosial yang diperlukan untuk pelaksanaan otonomi daerah yang sukses (Wahyuni & Sutawidjaya, 2019). Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia sudah diselenggarakan lebih dari satu dasawarsa. Pentingnya. Ada gejala cukup kuat dalam pelaksanaan otonomi daerah,yaitu konflik horizontal yang terjadi antara pemerintah provinsi dengan pemerntah kabupaten /kota,sebagai akibat dari penekanan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 yang menekankan bahwa tidak ada hubungan hierarkhis antara pemerintah provinsi dengan pemerintah. Peletakan kewenangan juga masih menjadi pekerjaan rumah dalam kebijakan ini. c. 2 Tahun 1992 tentang Budi Daya Tanam, UU tentang Tata Ruang. Faktor/Latar belakang otonomi daerah. daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Medan serta mengetahui faktor-faktor penghambat dan upaya yang dilakukan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Medan. Jiwa dan arah UU Otonomi Daerah yang baru itu sangat ditentukan oleh bentuk dan arah perubahan sejumlah UU. 1. 12. Empat tantangan dalam pelaksanaan otonomi daerah seperti yang dikemukakan oleh Siti. 3. beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan otonomi daerah adalah sebagai berikut: (1) Manusia pelaksananya harus baik, (2) Keuangannya harus cukup baik, (3) Peralatanya harus baik dan (4) Organisasi dan manajemennya harus baik. Memperketat mekanisme pengawasan kepada Kepala Daerah. otonomi daerah yang dimiliki daerah untuk dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar negeri, yang tentu tetap memiliki koordinasi dengan pemerintah pusat, terutama Kementrian Luar Negeri. Keuangan sebagai sumber biaya dalam pelaksanaan Otonomi Daerah harus tersedia dengan cukup. Manusia pelaksananya harus baik adalah faktor yang esensial dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah. Hal ini dapat disebabkan oleh. Faktor ini mencakup unsur Pemerintah Daerah yang terdiri dari Kepala Daerah dan DPRD, aparatur Daerah. pemerintah daerah dalam mengelola dan melaksanankan pemerintahanya guna memaksimalkan setiap potensi baik SDM dan SDA yang dimiliki oleh suatu daerah agar. Empat tantangan dalam pelaksanaan otonomi daerah seperti yang dikemukakan oleh Siti Zuhro, salah satu Peneliti Utama Lembaga Ilmu. Kendala yang dihadapi dalam merealisasikan misi yang telah. Perbedaan perkembangan tersebut menunjukkan pemberian otonomi yang lebih besar kepada daerah tergantung kepada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Hal ini disebabkan karena sistem pemerintahan yang terdesentralisasi dipandang sebagai suatu cara atau sistem yang dapat. Penerapan Otonomi Daerah yang efektif memiliki beberapa syarat yang sekaligus merupakan faktor yang sangat berpengaruh bagi keberhasilan Otonomi Daerah, yaitu: 1. Pada tahap awal pelaksanaan otonomi daerah tahun 2001, trend kesenjangan ekonomi antar wilayah meningkat terlebih. Dewan daerah hanya berhak membentuk peraturan setempat yang menyangkut hal-hal yang belum diatur oleh pemerintah kolonial. Adapun penjelasan dari tujuan tersebut adalah sebagai berikut: Meningkatkan pelayanan umum. Demikianlah penjelasan mengenai faktor-faktor yang dapat. A. Jelaskan hambatan hambatan yang timbul dari pelaksanaan otonomi daerah - 13239593. Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Otonomi Desa adalah rendahnya sumber daya manusia dalam keterampilan, termasuk yang terlibat dalam penyelenggaraan pemerintah desa. Terdapat kelompok yang menafsirkan otonomi sebagai kemerdekaan atau kebebasan dalam segala urusan yang sekaligus menjadi hak daerah. Namun ada dasar-dasar yang bisa menjadi landasan. Pelaksanaan otonomi daerah merupakan salah satu bentuk keperdulian pemerintah pusat terhadap masyarakat yang ada di daerah karena yang tahu apa yang di butuhkan dan di inginkan oleh masyarakat di daerah adalah orang-orang dari daerah itu sendiri, sehingga sangatlah pas jika otonomi daaerah di lakukan di negaraDari uraian di atas lakukanlah analisis faktor apa saja hambatan dalam melaksanakan otonomi daerah di Indonesia! (Petunjuk: silahkan baca dan pahami terlebih dahulu tentang pelaksanaan otonomi yang ada di BMP MKDU4111) Berikut analisis faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam melaksanakan otonomi daerah di Indonesia, yaitu :utuh idealnya pelaksanaan dalam otonomi daerah yang luas haruslah mempuai suatu . Dengan adanya Otonomi Daerah diharapkan. Tema peringatan ini merupakan refleksi dari eksistensi dan ekspektasi. Analisis kemampuan keuangan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah provinsi nusa tenggara timur Frederic W. pemerataan pendapatan. Indonesia merupakan negara yang besar baik dari segi wilayahnya maupun dari segi penduduknya. 1. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi otonomi daerah, seperti dikutip dari makalah "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Otonomi Daerah". selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan, dan/atau lingkungan. Namun kenyataannya, pemerintah. Pada saat Indonesia dilanda ketidakpastian besar dalam bidang ekonomi, politik dan ekologi, otonomi daerah menjadi salah satu persoalan besar yang membayangi masa depan negeri ini. Sebuah saluran irigasi (Foto: Kementerian PUPR) Jakarta - Dengan berlandaskan pada UU 22/1999 maka otonomi. Hatta membentuk manusia susila dan. OTONOMI DAERAH : Hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya di Sulawesi Selatan 1950-1959 Rifai Nur, author. Masih Terpaku pada Sentralisai: Daerah masih memiliki ketergantungan tinggi terhadap pusat, sehingga. Selain itu faktor ini juga dapat mempengaruhi masalah sosial yang disebabkan oleh aspek psikologis dan biologis. PENJELASAN UMUM : 1. 561. Hambatan-hambatan dalam implementasi otonomi daerah di Indonesia yaitu, a. raja kecil di daerah dan banyak kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah sehingga menyebabkan anggaran yang seharusnya untuk membangun daerahnya dikorupsi dan pembangunan menjadi terhambat. Dengan demikian, sejak tahun 2010, Indonesia sudah memasuki dasawarsa pertama proses reformasi desentralisasi serta otonomi daerah. I. Pengertian Kesenjangan Sosial – Kesenjangan sosial merupakan suatu kondisi dimana ada hal yang tidak seimbang di dalam kehidupan masyarakat. 4. Pertama, manusia adalah faktor yang esensial dalam penyelenggaraan pemerintah daerah karena merupakan subyek. Faktor penghambat dalam melaksanakan otonomi daerah di Indonesia adalah : Tidak semua daerah otonom memiliki sumber daya manusia ( SDM ) yang tinggi, sehingga memerlukan bantuan dari daerah yang lain. Meskipun otonomi daerah sudah dilaksanakan, perekonomian di Indonesia masih belum merata. Salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi di daerah adalah pendapatan asli daerah (PAD). Demikianlah penjelasan mengenai faktor-faktor yang dapat. Dalam menanggulangi hambatan pelaksanaan otonomi daerah, terdapat beberapa solusi. Sementara itu,. Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan daerahnya. untuk menanggulangi hambatan pelaksanaan otonomi daerah!. Seiring dengan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945, kebijakan tentang Pemerintahan Daerah mengalami perubahan yang cukup mendasar. otonomi daerah hendaknya dipandang sebagai otonomi bagi daerah, bukan otonomi bagi pemerintah daerah, sehingga dalam penentuan kebijakan dan dalam pelaksanaan suatu kebijakan atau program hendaknya melibatkan masyarakat.